Sabtu, 27 September 2008

MUDIK, TRADISI atau GENGSI

Mudik merupakan sudah menjadi sebuah fenomena luar biasa dalam tradisi masyarakat Indonesia. Beberapa hari ini dan mungkin sampai 1 hari menjelang hari raya tontonan televisi menyajikan hiburan tahunan yaitu antrean dan berbagai cerita tentang pulang mudik hari raya. Tradisi pulang mudik ini ternyata bukan berlaku hanya bagi mereka yang memiliki uang yang cukup tetapi juga mereka yang memiliki uang pas-pasan, lalu pertanyaan besarnya adalah mengapa mereka begitu memaksakan diri dengan segala keterbatasan yang mereka miliki. Luar biasa melalui bincang-bincang dengan mereka yang sedikit memaksa untuk mudik, ternyata mereka memiliki ikatan emosional yang luar biasa terhadap keluarga di desa. Sebuah kenangan yang tidak akan mereka sia-siakan ketika momentum hari raya merupakan saat yang pas untuk berkumpul bersama keluarga, teman lama bahkan mereka merasakan suasana yang sangat sentimental jika berkumpul pada hari raya, bagi mereka yang berhasil hari raya adalah saat yang cocok untuk menunjukkan kepada keluarga dan sanak saudara di tempat asal akan kesuksesan yang didapat selama di Jakarta.

Kalau demikian memang pemerintah akan mengalami kesulitan untuk mengajak mereka tidak pulang kampung, sehingga alternatif yang harus dilakukan adalah mempersiapkan infrastruktur yang dibutuhkan. Sistem transportasi yang memadai, memberikan edukasi kepada mereka untuk tidak membawa sanak saudara mereka ke Jakarta

Tidak ada komentar: