Kamis, 09 Oktober 2008

Pursuit of Happiness

Yodhia Antariksa October 6th, 2008

happiness-re.jpgHappiness. Kebahagiaan. Inilah mungkin sebuah kata kunci yang ingin direngkuh oleh setiap insan di muka bumi ini. Ya, sebab buat apa kita menjalani hidup – yang hanya sekali ini — jika setiap saat selalu dihimpit oleh kenestapaan demi kenestapaan. Namun sebelum berbincang lebih jauh tentang upaya merengkuh kebahagiaan, ada baiknya kita menyimak dulu hasil survei tentang indeks kebahagiaan warga di berbagai negara.

Setiap tahun World Values Survey melakukan riset untuk menelisik indeks kebahagiaan negara-negara di dunia. Di tahun 2008, negara yang warganya merasa paling bahagia di dunia adalah Denmark. Lalu dimana peringkat negeri kita tercinta? Ternyata tak jelek-jelek amat. Indonesia berada pada peringkat 40 dari 99 negara yang disurvei. Ini artinya penduduk bumi Nusantara secara rata-rata merasa lebih happy dibanding warga negara Jepang (peringkat 43), warga China (peringkat 54) dan warga India (peringkat 69).

Fakta obyektif itu mengindikasikan bahwa ternyata secara agregat, penduduk negeri ini memiliki indeks kebahagiaan yang relatif baik. Pertanyaan berikutnya adalah : apa kira-kira yang perlu dicermati agar level kebahagian kita bisa terus menjulang pada titik optimal. Disini mungkin kita perlu mengeksplorasi tiga dimensi kebahagiaan dalam ranah kehidupan kita.

Dimensi kebahagiaan yang pertama terletak pada dimensi kehidupan profesional kita. Inilah jejak kebahagiaan yang tersembunyi dibalik kehidupan profesional kita – entah sebagai seorang pekerja kantoran, dokter, entrepreneur, guru, salesman atau profesi lainnya. Disini kita mencoba bersungguh-sungguh untuk menjawab pertanyaan : apakah kita benar-benar merasa bahagia dengan pekerjaan atau profesi yang tengah kita tekuni saat ini? Apakah kita bisa menemukan buih keriangan dalam pekerjaan dan lingkungan kerja yang sedang kita lakoni saat ini?

Faktanya, kita hanya akan mampu menjadi seorang profesional yang produktif manakala kita happy dengan pekerjaan kita. Itulah mengapa kini banyak perusahaan yang berjuang mati-matian untuk membuat para karyawannya merasa bahagia – seperti yang tertuang dalam kisah Google yang memperlakukan para pekerjanya bak seorang raja. Itulah mengapa kini banyak perusahaan yang juga membuat jabatan baru, yakni jabatan Chief Happiness Officer – sebuah posisi yang tugasnya hanya satu : memastikan bahwa setiap pegawai di kantornya selalu berada dalam kondisi bahagia (wah asyik juga juga kalau di kantor Anda terdapat posisi seperti itu…..).

Dimensi kebahagiaan yang kedua terletak dalam kehidupan sosial kita. Inilah sumber kebahagiaan yang muncul dari interaksi kita dalam lingkaran pergaulan sosial kita – baik dengan kerabat, tetangga, rekan-rekan satu gagasan dan hobby, ataupun teman-teman semasa sekolah dulu. Apakah kita termasuk yang bisa merajut interaksi sosial yang harmonis dan menyenangkan? Apakah kita dapat menganyam sebuah jalinan komunitas yang bisa menebarkan sejengkal kebahagiaan?

Dalam konteks kehidupan sosial ini, kita sekarang menyaksikan tumbuh suburnya bermacam komunitas – entah itu komunitas pecinta burung cucakrowo, komunitas penikmat kuliner, komunitas penggemar otomotif, hingga komunitas pengagum filsuf Karl Marx. Apapun jenisnya, kehadiran komunitas ini sesungguhnya hendak ditautkan pada kerinduan untuk saling berbagi dengan teman satu ide atau satu hobby. Harapannya, dalam interaksi komunitas yang saling guyub itu, bisa terbangun solidaritas dan jalinan interaksi yang membahagiakan.

Dimensi kebahagiaan ketiga atau yang terakhir, terletak dalam kehidupan personal yang tengah kita tapaki. Inilah jejak dimana kita merajut intreraksi dengan keluarga, dengan pasangan hidup (dengan istri, suami atau kekasih hidup), atau juga dengan anak-anak kita. Adakah kita bisa membangun sebuah interaksi yang membahagiakan dengan kedua orang tua dan adik-kakak kita? Adakah kita bisa menjalin sebuah relasi yang penuh kehangatan dengan suami/istri dan anak-anak kita? Adakah kita mampu menjadikan pasangan hidup dan anak-anak kita sebagai sumber kebahagiaan yang tak pernah habis?

Demikianlah tiga dimensi kebahagiaan yang mungkin mesti kita rawat dengan penuh keseimbangan, manakala kita hendak merengkuh titik kebahagiaan yang optimal. Mudah-mudahan saja Anda semua bisa menemukan jejak kebahagiaan yang menjulang dalam tiga dimensi itu.

Minal Aidzin wal Faizin. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga Yang Di Atas selalu menyirami benih-benih kebahagiaan dalam setiap jejak kehidupan Anda semua.


PROFILE REKTOR
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


Dikelas MSDM 2008, tenaga pengajar yang juga Rektor Universitas Negeri Jakarta ini sangat tidak asing. Kesehariannya yang sangat bersahaja dan dapat bergaul dengan segala strata ini sangat disenangi mahasiswa karena kepiawaiannya dalam menyampaipan pesan-pesan moral dalam setiap perkuliahan. Materi yang diajarkan sangat mengena dalam kehidupan sehari-hari baik dalam menjalankan tugas maupun kehidupan sehari-hari.
Mengawali kariernya sebagai guru SD, dengan segala-suka dan dukanya dan dengan segenap ketekunan dalam mengarungi karier dan kehidupan bukanlah perjalanan sederhana untuk mencapai posisi sekarang ini, menduduki posisi tertinggi di Universitas Neger jakarta sebagai Rektor. Pengalaman dan perjalanan hidup inilah yang memberikan inspirasi kepada para mahasiswa untuk berjuang tanpa henti mencapai impian dalam kehidupan.
Dikarunia 3 anak dengan satu orang cucu, didampingi seorang istri yang saat ini juga menjadi seorang Rektor di salah satu Sekolah Dasar di Jakarta Timur, Bapak yang satu ini memiliki semua yang diinginkan oleh seorang Bapak. Sukses Selalu, semoga selalu dapat menjadi inspirasi buat kita semua........

Rabu, 08 Oktober 2008



KIAT SELALU BERENERGI
DI KANTOR.....

"Kelelahan adalah keluhan yang paling sering diutarakan wanita kepada dokter mereka," kata internis dari New York City, Erika Schwartz, M.D. kepada majalah Redbook. "Dan rasa lelah itu tak hanya mengganggu - tapi juga menandakan bahwa tubuh Anda meminta bantuan. Kalau tidak memperhatikannya, Anda bisa sakit." Karena itu, Alice Domar, Ph.D., direktur The Mind-Body Center for Women's Health at Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston, menyarankan agar para wanita bekerja mengambil langkah-langkah ini: * Jangan lupakan humor. Biar pun serius bekerja, sisakan waktu sedikit untuk bersantai dan membuat suasana di kantor menyenangkan. Misalnya, dengan saling tukar e-mail lucu, membuka-buka majalah, bercanda dengan teman, agak-agak melamun dan berkhayal sekitar 2 menit, atau dengerin musik.

1.Cari energy buster.
Banyak cara untuk mengatasi kebosanan dan keletihan. Di antaranya adalah dengan menghentikan pekerjaan Anda selama beberapa saat. Lalu, Anda bisa berjalan sebentar ke luar kantor untuk memperoleh sinar matahari. "Paparan sinar matahari, diet, dan olahraga, akan mempengaruhi mood dan meningkatkan energi," kata Morton Harmatz, Ph.D., seorang dosen psikologi. Kalau Anda tidak bisa keluar, Anda bisa berdiri di balkon atau di ruangan yang memperoleh cahaya matahari. Khasiatnya seperti kafein, yaitu mmebuat Anda lebih siaga.

2.Bernapas dengan benar.
Dalam keadaan serius, orang sering lupa untuk menarik napas dalam-dalam. Akibatnya, Anda tidak cukup memperoleh oksigen, terlalu banyak karbonmonoksida dalam darah, dan Anda cepat letih. Bernapas yang baik bisa dilakukan lewat diafragma beberapa kali sehari. Caranya, taruh tangan Anda di perut. Selagi Anda menarik napas, fokuskan perhatian pada gerakan perut dan dada. Cara ini secara otomatis akan memperluas paru-paru bagian bawah, dan membuat Anda lebih banyak memperoleh udara.

3.Bergerak lebih sering.
Apa pun gerakan yang Anda lakukan, jauh lebih baik ketimbang hanya duduk menatap komputer. Regangkan badan, berjalan, atau bahkan ngulet alias menggeliat. Pergilah ke kamar mandi. Ambil air minum sendiri. Pokoknya, jangan sampai mata Anda menatap objek yang sama dalam waktu lebih dari 30 menit.

4.Hindari kebisingan.
Suara-suara bising seperti kendaraan bermotor, suara orang ngobrol dengan nada yang tak beraturan adalah pemicu stres. "Hal itu akan mengurangi kualitas hidup dan merusakkan efek psikologis," kata Arline Bronzaft, Ph.D., mantan dosen psikologi di Lehman College at the City University of New York.

"Denyut nadi dan darah akan meningkat dan adrenalin meninggi, dan membuat sistem saraf akhirnya kehabisan energi." Menghindari kebisingan memang agak mustahil, namun Anda bisa melakukannya dengan berkonsentrasi penuh pada pekerjaan Anda. Atau, kalau bisa, Anda bisa menghibur diri Anda dengan meninggalkan sumber kebisingan itu sejenak. * Makan dengan strategi yang tepat. Menurut para ahli, makan ketika lapar dan berhenti ketika Anda sudah kenyang, adalah makan yang menghasilkan cukup energi. Selain itu, jauhi makanan yang tinggi-lemak. Jangan lupa juga menyertakan unsur zat besi dalam menu makan, karena zat besi akan melancarkan peredaran oksigen ke jaringan tubuh. Selain membatasi alkohol dan kopi, Anda juga dianjurkan untuk tidak makan terlalu sedikit. Perut lapar akan mengganggu konsentrasi Anda bekerja.

Nah, Anda yang kerap kehabisan energi, coba aja strategi tadi. Ingat, energi yang cukup sangat diperlukan demi menunjang pekerjaan dan tugas Anda sehari-hari. So, kini Anda nggak perlu loyo lagi kan di kantor?

ETIKA BERPONSEL

Anda mungkin pernah terganggu oleh deringan ponsel saat serius menyimak pembicaraan dalam seminar. Deringan suara ponsel, apalagi yang bersahutan memang seringkali membuyarkan konsentrasi acara. Tapi memang tak bisa dihindari, kemudahan penggunaan ponsel menyebabkan setiap orang bisa dihubungi dimana saja, termasuk dalam ruangan seminar.
Tetapi jika Anda tidak bisa mengatur penggunaan ponsel dalam ruang seminar, Anda akan dicap tidak tahu etika sekaligus dianggap over acting. Nah, di bawah ini adalah tips sopan santun dalam berponsel ria di ruangan seminar: Matikan ponsel ketika seminar berlangsung Hal ini adalah aturan yang berlaku umum. Anda datang ke seminar bukan untuk berbincang-bincang dengan klien anda melalui ponsel, namun untuk menyimak pembicaraan seminar. Matikan ponsel Anda sesaat sebelum seminar berlangsung. Ini akan membantu Anda memusatkan perhatian dan tidak menganggu peserta seminar lain. Sehingga hal ini akan memperlancar jalannya seminar. Siapkan voice mail sebelum seminar
Agar kolega Anda tidak bertanya-tanya karena ponsel Anda tidak aktif, siapkan voice mail untuk menjawab panggilan yang masuk. Jelaskan dalam voice mail Anda mengapa Anda tidak mengaktifkan ponsel serta kapan Anda dapat dihubungi. Misalnya "Maaf, saya sedang menghadiri seminar di.....Silakan kembali hubungi saya pada pukul ... Atau tinggalkan pesan dan nomor yang dapat saya hubungi."
Gunakan nada getar atau kecilkan dering ponsel
Jika Anda masih menanti telpon penting saat seminar akan berlangsung, matikan dering ponsel Anda dan gantilah dengan menu 'getar'. Simpan ponsel Anda dalam saku sehingga Anda bisa merasakan jika ada panggilan. Jika ponsel Anda tidak memiliki fasilitas 'getar', kecilkan volume dering, dan pastikan hanya Anda yang bisa mendengarnya. Nah jika Anda ingin menjawab telepon penting ini, mengungsilah sejenak ke tempat yang nyaman untuk menerima telepon, misalnya rest room. Sehingga Anda tidak mengganggu peserta lain.Selektif menjawab panggilan
Bila ada panggilan masuk, perhatikan nomor yang masuk di layar ponsel. Jika Anda merasa nomor yang masuk tidak berkepentingan dengan Anda, lebih baik tidak usah dijawab. Sebaiknya Anda hanya menjawab panggilan yang memang sudah Anda tunggu.Gunakan fasilitas SMS
Jika saat seminar berlangsung dan Anda merasa perlu menghubungi seseorang, manfaatkan fasilitas SMS untuk mengirim pesan. Kirimkan pesan yang singkat dan jelas. Karena pesan yang terlalu panjang akan mengganggu konsentrasi Anda dan peserta seminar lain. Ada baiknya bila hal ini dilakukan sebelum seminar dimulai. Cek mailbox saat break
Saat break atau istirahat tiba, periksalah mailbox Anda. Jika ada pesan penting, segera hubungi si pengirim pesan. Tapi jangan larut dalam obrolan yang tidak perlu di ponsel. Ingat, Anda juga perlu bersosialisasi dan membaur dengan peserta seminar lain. Sehingga Anda harus mengefektifkan waktu Anda dalam berponsel.Nah Anda yang ingin menghadiri seminar, nggak ada salahnya pelajari etika berponsel di dalam ruang seminar. Karena walau kelihatannya sepele, tetapi jika Anda memahami etika berponsel dalam seminar, Anda telah mendukung lancarnya sebuah seminar.
Sekilas
Info


Selamat Pagi Teman-teman...perkuliahan sudah mulai hari ini, dan informasi bahwa perkuliahan Pak Erman hari Jumat di majukan jam 10.00. Sampai ketemu nanti sore yo

sukses selalu

Selasa, 30 September 2008


7 Hal yang Melekat Pada Orang Sukses

Setiap orang ingin sukses, apapun caranya. Namun untuk meraihnya, tentu saja tidak mudah. Dibutuhkan perjuangan yang tidak ringan untuk meraih sukses yang Anda damba. Namun untuk mewujudkannya, ada baiknya jika Anda mencontoh tujuh hal yang melekat pada diri orang-orang sukses. Philip Humbert memperkenalkannya untuk Anda di bawah ini:

Tingkat pemahaman mereka
Hal pertama yang mengagumkan dari orang-orang sukses adalah tingkat pemahaman mereka atas diri mereka sendiri. Mereka tahu nilai-nilai dan tujuan-tujuan mereka. Mereka pun merasa nyaman dengan pilihan yang telah mereka buat dalam hidup ini. Jika mereka melakukan kesalahan mereka menyesalinya, namun mereka mampu berdamai dengan masa lalu. Mereka juga penuh gairah, percaya diri, dan optimis dalam memandang masa depan.

Tujuan yang jelas
Orang-orang yang sukses memiliki tujuan yang tertulis, mulai dari apa yang harus mereka lakukan dalam 30 hari hingga program 10 tahun.
Misalnya, para atlet yang sukses memiliki target untuk mencapai skor tertentu. Sedangkan pemimpin bisnis menuliskan target penjualan mereka. Mereka semua juga memiliki tujuan pribadi dan keluara yang dinyatakan secara detil sebagaimana tujuan profesional mereka. Saran yang kita semua pernah dengar bahwa: Tulislah tujuan Anda, benar-benar bekerja dan bermanfaat.

Hubungan yang kuat
Mereka semua memahami jaringan hubungan teman dan kolega mereka. Mereka memberikan penghargaannya pada pelatih atau rekan yang pernah mengajari mereka segala sesuatu. Mereka juga membukakan pintu kesempatan yang diperlukan. Mereka sangat berterima kasih dan menghargai bahwa kesuksesan adalah buah dari jalinan kemitraan dengan banyak orang yang berbeda selama bertahun-tahun.

Idealisme yang mengagumkan
Hal yang cukup menonjol dari orang-orang sukses adalah idealisme mereka. Mereka semua ingin melakukan suatu perubahan, mengisi hidup ini dengan penuh tujuan dan makna, atau meraih sebuah mimpi. Mereka dimotivasi dengan gairah untuk menciptakan dunia yang lebih baik, menyumbangkan sesuatu dan menolong orang lain.

Pragmatisme yang luar biasa
Seimbang dengan idealisme mereka, orang-orang yang luar biasa sukses ini ternyata juga amat praktis. Mereka berfokus pada pemecahan masalah, dan menggunakan tehnologi, informasi dan ketrampilan untuk meraih tujuan-tujuan yang terpenting. Mereka tidak tertarik pada teori-teori atau mempertahankan pilihan masa lalu dan tradisi-tradisi tua. Mereka menginginkan cara-cara yang praktis untuk menolong mereka sendiri dalam meraih tujuan.

Rasa ingin tahu yang dalam
Mereka mengobservasi budaya, membaca surat kabar, membaca tentang industri mereka. Mereka pun berusaha mempelajari semua hal yang ada di sekitar mereka. Mereka membaca tentang politik dan agama. Mereka ingin tahu tentang bursa saham dan belajar memasak. Saya terkejut bahwa sebagian besar dari mereka bukanlah ahli di bidang-bidang yang tersebut tetapi mereka amat terdidik, cerdas dan penuh rasa ingin tahu.

Disiplin pribadi
Mereka tidak mau membuang-buang waktu dan membohongi diri mereka sendiri. Mereka tidak membesar-besarkan atau mengecil-ngecilkan suatu masalah. Mereka tidak menggeneralisir. Orang-orang ini amat tepat saat mereka berbicara mengenai usia, hubungan, usaha atau impian-impian mereka. Angka dan tanggal, dollar dan sen, detil amat penting bagi mereka. Mereka mudah untuk diajak bicara dan jelas dalam berkomunikasi.

Setiap ketrampilan di atas memang dapat dipelajari oleh setiap orang! Tidak ada rahasia sukses. Sedangkan bakat, keluarga atau keberuntungan hanyalah sebagian kecil saja dari semua ini. Orang-orang yang amat sukses ini tahu apa yang mereka inginkan, dan menggunakan hubungan mereka, kerja keras, kesabaran dan disiplin untuk mencapai hasil yang luar biasa. Demikian juga Anda! Semoga Anda sukses....!

MODERATOR MSDM 2008
MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN MARI RAPATKAN BARISAN BERSATU HATI DAN PIKIRAN MERAIH SUKSES GEMILAN DIMASA KINI DAN MASA DEPAN

Salam Bahagia

Sabtu, 27 September 2008

MUDIK, TRADISI atau GENGSI

Mudik merupakan sudah menjadi sebuah fenomena luar biasa dalam tradisi masyarakat Indonesia. Beberapa hari ini dan mungkin sampai 1 hari menjelang hari raya tontonan televisi menyajikan hiburan tahunan yaitu antrean dan berbagai cerita tentang pulang mudik hari raya. Tradisi pulang mudik ini ternyata bukan berlaku hanya bagi mereka yang memiliki uang yang cukup tetapi juga mereka yang memiliki uang pas-pasan, lalu pertanyaan besarnya adalah mengapa mereka begitu memaksakan diri dengan segala keterbatasan yang mereka miliki. Luar biasa melalui bincang-bincang dengan mereka yang sedikit memaksa untuk mudik, ternyata mereka memiliki ikatan emosional yang luar biasa terhadap keluarga di desa. Sebuah kenangan yang tidak akan mereka sia-siakan ketika momentum hari raya merupakan saat yang pas untuk berkumpul bersama keluarga, teman lama bahkan mereka merasakan suasana yang sangat sentimental jika berkumpul pada hari raya, bagi mereka yang berhasil hari raya adalah saat yang cocok untuk menunjukkan kepada keluarga dan sanak saudara di tempat asal akan kesuksesan yang didapat selama di Jakarta.

Kalau demikian memang pemerintah akan mengalami kesulitan untuk mengajak mereka tidak pulang kampung, sehingga alternatif yang harus dilakukan adalah mempersiapkan infrastruktur yang dibutuhkan. Sistem transportasi yang memadai, memberikan edukasi kepada mereka untuk tidak membawa sanak saudara mereka ke Jakarta

Konsepsi Balanced
Scorecard

Kemunculan gagasan balanced scorecard berawal dari temuan riset Kaplan dan Norton (dari Harvard Business School) pada awal tahun 1990an. Konsep awal balanced scorecard berdasarkan riset tersebut ditulis pada tahun 1992 di majalah prestisius Harvard Business Review. Pada tahun 1996 Norton dan Kaplan menerbitkan buku The Balanced Scorecard – Translating Strategy into Action, berdasarkan pengalaman mereka dalam menerapkan balanced scorecard pada banyak perusahaan di Amerika. Buku ini semakin mempopulerkan balanced scorecard, sampai ke negara-negara di Eropa, Australia dan Asia. Belum lama ini mereka menerbitkan buku The Strategy Focused Organisation – How BSC Companies Thrive in the New Business Environment (2001). Para penemu dan rekan-rekannya membangun sebuah lembaga Balanced Scorecard Collaboration untuk mempopulerkan penggunaan balanced scorecard pada berbagai institusi di berbagai negara. Secara teratur Norton dan Kaplan menyelenggarakan konferensi di berbagai negara untuk memperkenalkan dan membahas konsep-konsep terbaru mereka. Disayangkan Indonesia sampai saat ini belum mampu menghadirkan pencetus ide balanced scorecard ini, namun kursus-kursus dan buku-buku mengenai balanced scorecard sudah ada, walau masih bersifat terbatas.

Balanced scorecard secara singkat adalah suatu sistem manajemen untuk mengelola implementasi strategi, mengukur kinerja secara utuh, mengkomunikasikan visi, strategi dan sasaran kepada stakeholders. Kata balanced dalam balanced scorecard merujuk pada konsep keseimbangan antara berbagai perspektif, jangka waktu (pendek dan panjang), lingkup perhatian (intern dan ekstern). Kata scorecard mengacu pada rencana kinerja organisasi dan bagian-bagiannya serta ukurannya secara kuantitatif.

Balanced scorecard memberi manfaat bagi organisasi dalam beberapa cara : 1.menjelaskan visi organisasi.2. menyelaraskan organisasi untuk mencapai visi itu.3.mengintegrasikan perencanaan strategis dan alokasi sumber daya.4.meningkatkan efektivitas manajemen dengan menyediakan informasi yang tepat untuk mengarahkan perubahan

Selanjutnya dalam menerapkan balanced scorecard, Robert Kaplan dan David Norton, mensyaratkan dipegangnya lima prinsip utama berikut:

1. menerjemahkan sistem manajemen strategi berbasis balanced scorecard ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang dapat memahami

2. menghubungkan dan menyelaraskan organisasi dengan strategi itu. Ini untuk memberikan arah dari eksekutif kepada staf garis depan

3. membuat strategi merupakan pekerjaan bagi semua orang melalui kontribusi setiap orang dalam implementasi strategis

4. membuat strategi suatu proses terus menerus melalui pembelajaran dan adaptasi organisasi dan

5. melaksanakan agenda perubahan oleh eksekutif guna memobilisasi perubahan.

Penggunaan Balanced Scorecard

Balanced scorecard digunakan dalam hampir keseluruhan proses penyusunan rencana. Tahapan penyusunan rencana pada dasarnya meliputi enam kegiatan berikut: perumusan strategi, perencanaan strategis, penyusunan program, penyusunan anggaran, implementasi dan pemantauan.

1. Perumusan Strategi Tahap ini ditujukan untuk menghasilkan misi, visi, keyakinan dan nilai dasar, dan tujuan institusi. Proses perumusan strategi dilakukan secara bertahap, yaitu: analisis eksternal, analisis internal, penentuan jati diri, dan perumusan strategi itu sendiri.

Analisis Eksternal dan Internal

ANALISIS EKSTERNAL terdiri dari analisis lingkungan makro dan mikro. Analisis lingkungan makro bertujuan mengidentifiksasi peluang dan ancaman makro yang berdampak terhadap value yang dihasilkan organisasi kepada pelanggan. Obyek pengamatan dalam analisis ini adalah antara lain: kekuatan politik dan hukum, kekuatan ekonomi, kekuatan teknologi, kekuatan sosial, faktor demografi.

Analisis eksternal mikro diterapkan pada lingkungan yang lebih dekat dengan institusi yang bersangkutan. Dalam dunia perusahaan, lingkungan tersebut adalah industri di mana suatu perusahaan termasuk di dalamnya. Analisis yang dilakukan dapat menggunakan teori Porter mengenai persaingan, yaitu: kekuatan tawar pemasok, ancaman pendatang baru, kekuatan tawar pembeli, ancaman produk atau jasa pengganti.

ANALISIS INTERNAL ditujukan untuk merumuskan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan suatu perusahaan antara lain: kompetensi yang unik, sumberdaya keuangan yang memadai, keterampilan yang unggul, citra yang baik, keunggulan biaya, kemampuan inovasi tinggi, dll. Sedangkan kelemahan perusahaan antara lain: tidak ada arah strategi yang jelas, posisi persaingan yang kurang baik, fasilitas yang ‘usang’, kesenjangan kemampuan manajerial, lini produk yang sempit, citra yang kurang baik, dll.

Penentuan Jati Diri

Penentuan jati diri organisasi terdiri dari perumusan misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar dan tujuan organisasi.

MISI menjelaskan lingkup, maksud atau batas bisnis organisasi, yaitu kebutuham pelanggan apa yang akan dipenuhi oleh organisasi, siapa dan di mana; serta produk inti apa yang dihasilkan, dengan teknologi inti dan kompetensi inti apa. Misi ditulis sederhana, ringkas, terfokus. Unsur-unsur misi meliputi produk inti, kompetensi inti, dan teknologi inti. Yang dimaksud dengan produk inti adalah barang atau jasa yang dipersepsi bernilai tinggi oleh pelanggan, berupa komponen kunci dilindungi hak paten dan menghasilkan laba terbesar. Kompetensi inti adalah kemampuan kunci yang dimiliki organisasi dalam menghasilkan produk inti. Sedang teknologi inti adalah know-how, perangkat keras dan perangkat lunak yang menjadi basis kompetensi inti.

Beberapa contoh misi adalah sebagai berikut.

“To engineer, produce, and market the world’s finest automobiles, known for uncompromised levels of distinctiveness, comfort, convenience, and refined performance.” (Cadillac Motor Co.)

“To produce outstanding financial returns by providing totally reliable, competitively superior global air-ground transportation of high priority goods and document that require rapid, time-sensitive delivery.” (FedEx).

VISI menggambarkan akan menjadi apa suatu organisasi di masa depan. Ia bersifat sederhana, menumbuhkan rasa wajib, memberikan tantangan, praktis dan realistik, dan ditulis dalam satu kalimat pendek. Contoh-contoh visi adalah:

“We will be an outstanding company by exceeding pelanggan expectations through empowered people, guided by shared values.” (PepsiCo.)

“From managing a world-class port, we shall grow into world-class corporation with network of perts, logistics and related businesses throughout the world. We shall be recognized everywhere for quality and value.” (Otoritas Pelabuhan Singapore).

“Menjadi perusahaan jasa konsultan perencana nomor satu di Jakarta.”

“Menjadi BPR terbesar, tangguh dan dihargai di Cianjur Selatan.”

Visi perlu diperinci dalam berbagai perspektif. Dalam perspektif finansial, misalnya: “Kami akan menyerahkan nilai superior jangka panjang secara konsisten kepada pemegang saham”. Dalam perspektif pelanggan: “Kami akan memberikan nilai terbaik pada setiap penawaran yang memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pasar yang dipilih untuk dilayani.” Dalam perspektif proses internal: “Kami akan meningkatkan nilai pelanggan melalui berfikir kembali, meningkatkan dan memperlancar (mengefisienkan) proses bisnis kami.” Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan: “Kami akan selalu berfikir tentang pelanggan dan bangga sebagai orang yang bertanggungjawab terhadap pelanggan.”

KEYAKINAN DASAR adalah pernyataan yang perlu dipegang direksi dan karyawan dalam menghadapi hambatan dan ketidakpastian. Pernyataan ini untuk mendorong semangat manajemen dan karyawan dalam menghadapi hambatan dan ketidakpastian. Contoh: “We believe that customer service and satisfaction are fundamental to any succesful long-term partnership. We shall provide our customers with service of high quality and at the right price.” (PSA Co.)

NILAI DASAR adalah untuk membimbing manajemen dan karyawan dalam memutuskan pilihan yang dapat muncul setiap saat. Contoh: nilai dasar PepsiCo adalah: Diversity – menghargai perbedaan setiap orang, Integrity – melakukan apa yang dikatakan, Honesty – berbicara terbuka dan bekerja keras memahami dan menyelesaikan masalah, Teamwork – bekerja untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, Accountability – kesungguhan memenuhi harapan, Balance – menghargai keputusan seseorang untuk mencapai keseimbangan dalam hidup.

TUJUAN adalah pernyataan tentang apa yang akan diwujudkan sebagai penjabaran visi organisasi. Tujuan dijabarkan dalam empat perpektif pula: Apa tujuan yang berkaitan dengan perspektif pelanggan? Apa tujuan yang berkaitan dengan perspektif finansial ? Apa proses bisnis internal yang akan mendukung pencapaian tujuan pelanggan dan finansial? Apa tujuan yang berkaitan dengan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan?

Contoh-contoh pernyataan tujuan adalah: “Menjadi perusahaan jasa konstruksi paling menguntungkan di Indonesia pada tahun 2005 berdasarkan keunggulan dalam manajemen, teknologi, dan sumber daya manusia.” ”Mencapai oplah 100.000 eksemplar pada tahun 2006.” “Membangun 15.000 unit RSS per tahun sejak tahun 2007 dengan model yang paling diminati, didukung teknologi terbaik, dilaksanakan oleh pekerja bangunan yang handal dan berkomitmen.”

Perumusan Strategi

Strategi dibuat dalam beberapa tingkatan: tingkat organisasi, tingkat unit bisnis, dan tingkat fungsional. Dalam menentukan strategi perlu dikenali penghalang intern yang dihadapi, antara lain management barrier: di mana management system didisain secara tradisional untuk pengawasan pelaksanaan kegiatan dan terkait dengan anggaran, bukan strategi, vision barrier: dimana strategi seringkali tidak dimengerti oleh mereka yang harus menerapkannya, operational barrier: dimana proses-proses penting tidak dibuat untuk menggerakkan strategi, dan people barrier: dimana tujuan orang per orang, peningkatan kemampuan dan pengetahuan karyawan tidak terkait dengan implementasi strategi organisasi.

Strategi yang baik umumnya mengikuti kriteria sebagai berikut: konsisten secara intern, realistik, berfokus pada pencarian peluang dan penyelesaian akar masalah, meningkatkan customer value, menonjolkan keunggulan kompetitif, fleksibel, mudah dilaksanakan dalam perusahaan, dan tanggap terhadap lingkungan eksternal.

2. Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis meliputi proses penentuan sasaran, tolok ukur, target dan inisiatif. SASARAN adalah kondisi masa depan yang dituju. Sasaran bersifat komprehensif: sesuai dengan tujuan dan strategi, merumuskan sasaran secara koheren, seimbang dan saling mendukung. Beberapa pedoman dalam menentukan sasaran adalah: sasaran harus menentukan hasil tunggal terukur yang harus dicapai, sasaran harus menentukan target tunggal atau rentang waktu untuk penyelesaian, sasaran harus menentukan faktor-faktor biaya maksimum, sasaran harus sedapat mungkin spesifik dan kuantitatif (dan oleh karenanya bisa diukur dan dapat diuji), sasaran harus menentukan hanya apa dan kapan; harus menghindari spekulasi kata mengapa dan bagaimana, sasaran harus dalam arah mendukung, atau sesuai dengan, rencana strategis organisasi dan rencana tingkat tinggi lainnya, dan sasaran harus realistik dan dapat dicapai, tetapi tetap menggambarkan tantangan yang berat. Antara visi, tujuan dan sasaran harus saling terkait dalan alur logikanya jelas.

Sasaran juga harus dijabarkan dalam berbagai perspektif. Contoh: Perspektif finansial: “Kami akan mencapai suatu hasil total yang secara konsisten akan menempatkan perusahaan kami diantara 125 organisasi puncak yang terdaftar pada the S&P 500”. Perspektif pelanggan: “Kami akan secara terus-menerus meningkatkan persepsi pelanggan tentang nilai-nilai yang ditawarkan perusahaan kami sehingga jumlah pelanggan yang tidak memberikan nilai “sangat baik” akan menurun sebanyak 40% ketika melakukan survei pelanggan pada tahun 1998”. Perspektif proses internal: “Pada tahun 1998, rasio biaya total operasional kami akan turun sepertiga (33,33%)”. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran: “Sasaran kami adalah peningkatan tahunan pada skor yang ditetapkan oleh survei benchmark. Selain itu, kami akan memantau kemajuan kami melalu pengumpulan opini karyawan, baik secara formal maupun non-formal, secara periodik”.

TOLOK UKUR adalah alat untuk mengukur kemajuan sasaran. Tolok ukur terdiri dari dua jenis: tolok ukur hasil (lag indicator) dan tolok ukur pemacu kinerja (lead indicator). Keduanya merupakan key performance indicators. Indikator kinerja kunci harus merupakan faktor-faktor yang bisa diukur, masuk secara logis dalam area hasil kunci tertentu yang sasarannya jelas, mengidentifikasi apa yang akan diukur, bukan berapa banyak atau ke arah mana, merupakan faktor-faktor yang dapat ditelusuri asalnya (tracked) secara terus-menerus sampai tingkat yang memungkinkan.

Jika outcome indicator berfokus pada hasil-hasil kinerja pada akhir periode waktu atau aktivitas dan merefleksikan keberhasilan masa lalu atau aktivitas-aktivitas dan keputusan-keputusan yang telah dilaksanakan, maka output indicator mengukur proses-proses dan aktivitas-aktivitas antara dan hipotesis dari hubungan sebab-akibat strategik. Contoh ukuran hasil dalam konteks peningkatan profit: pertumbuhan pendapatan, sedang ukuran pemacunya: revenue mix. Dalam konteks meningkatkan kepercayaan pelanggan, ukuran hasil: persentase pendapatan dari pelanggan baru, sedang ukuran pemacu: pertumbuhan pelanggan baru.

TARGET berfungsi memberikan usaha tambahan tetapi tidak bersifat melemahkan semangat, berjangka waktu dua sampai lima tahun agar memberikan banyak waktu untuk melakukan terobosan, membatasi banyak target, berfokus pada terobosan dalam satu atau dua area kunci, tergantung pada nilai (value), kesenjangan (gap), ketepatan waktu (timeliness), hasrat/keinginan (appetite), keterampilan (skill). Target dapat ditentukan dengan menggunakan hasil benchmarking. Benchmarking adalah untuk mendapat informasi praktek terbaik, untuk membangun suatu kasus yang jelas guna mengkomunikasikan betapa pentingnya mencapai target-target itu.

INISIATIF adalah langkah-langkah jangka panjang untuk mencapai tujuan. Inisiatif tidak harus spesifik pada satu bagian, tetapi dapat bersifat lintas fungsi/bagian, mengindentifikasi hal-hal penting yang harus dilakukan oleh organisasi agar mencapai tujuan, harus jelas agar manajer dan karyawan dapat menentukan rencana yang diperlukan, dan memperkirakan sumberdaya yang diperlukan untuk mendukung pencapaian strategi secara keseluruhan.

3. Penyusunan Program Proses penyusunan program adalah: menjabarkan inisiatif menjadi beberapa program yang akan dilaksanakan beberapa tahun yad., memperkirakan investasi yang diperlukan untuk setiap program, menghitung perkiraan penerimaan yang dapat diperoleh dan menghitung perkiraan laba/hasil yang akan diperoleh.

4. Penyusunan Anggaran

Penyusunan anggaran bertujuan untuk menentukan kegiatan tahun berikutnya dan sumber daya yang diperlukan. Anggaran disusun berdasarkan iniatif yang telah dirumuskan. Anggaran yang baik adalah: merupakan rencana tindakan terperinci, merupakan rencana satu-dua tahunan, menguraikan biaya yang diperlukan, mengidentifikasi pencapaian terpenting kegiatan tsb., menyebutkan siapa yang akan bertanggung jawab, sebagai referensi menyusun rencana kinerja individual, ditulis secara singkat namun lengkap, alat untuk memantau kinerja dan diperbarui apabila terjadi perubahan-perubahan. Dengan sdemikian balanced scorecard mendukung suatu sistem manajemen yang lengkap dengan mengkaitkan strategi jangka panjang ke penganggaran tahunan.

5. Implementasi

Tahap ini melaksanakan kegiatan sesuai rencana.

6. Pemantauan dan Pengendalian

Tahap ini membandingkan kinerja dengan target. Berbagai kemungkinan hasil adalah berhasil, gagal, dan variasi diantara keduanya. Prinsip umum dalam pemantauan adalah mengukur kinerja, membandingkan kinerja, melakukan tinjauan ulang, memberi penghargaan dan mengidentifikasi hasil yang dicapai, mempelajari pengalaman, menyesuaikan dan menyegarkan strategi, dan melakukan perbaikan. Pemantauan harus diikuti dengan pengendalian. Jenis-jenis pengendalian: pengendalian premis/asumsi dasar, pengendalian implementasi, pengawasan strategis, dan pengendalian berdasarkan sinyal-sinyal khusus. Pengendalian dapat lebih mudah dilakukan dengan menggunakan balanced scorecard karena tolok ukurnya sudah diperjelas. pakai sudah dikembangkan untuk mempermudah penyusunan balanced scorecard, diantaranya: Dialog Strategy dari www.dialogsoftware.com.

PROGRAM PASCA SARJANA S3
MSDM
ANGKATAN 2008


Selamat datang di area kebebasan berpikir.....
Disini kami menyatukan perbedaan menjadi berkah dan karunia
Disini kami menyamakan frekkwensi dan fibrasi untuk menyatukan Visi dalam implementasi karya-karya nyata kami. Kami datang dari keragaman tetapi itulah yang dapat membuka mata hati betapa luar biasanya kuasa ILAHI, kami dapat merasakan kebesaran-Nya dari realita yang kami rasakan dalam setiap penyatuan...
Ruang kelas kami adalah saksi dan bukti bahwa dengan kesungguhan hati kami menyatukan pikiran untuk dapat menghasilkan makna dalam upaya membangun kompetensi kami. Perbedaan adalah berkah...kerja keras dan rendah hati membuka jalan untuk dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang kami hadapi. Kami sadar ini tidak mudah, tetapi kami juga yakin bahwa tidak gunung yang tidak bisa didaki ketika niat pekat melekat dalam diri kami..

selamat bergabung di Blog MSDM 2008
mari bergandengan tangan menyatukan hati dan pikiran
membangun kualitas diri, mencapai kesuksesan, kebahagiaan dan cinta kasih

salam bahagia
Moderator

NB: kirimkan berbagai artikel, foto dan berbagai tulisan lainnya, juga link web atau blog
untuk memperkaya blog ini sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat melalui e-mail: agus_sutiyono@yahoo.com